Mengenal Darah Tinggi - Siapa orang yang tidak mengenal
dengan yang namanya darah tinggi, ini merupakan salah satu penyakit yang populer di
masyarakat Indonesia populer juga dengan nama hipertensi kadang-kadang disebut juga dengan hipertensi
arteri, yang merupakan kondisi kesehatan dengan tekanan darah di arteri
meningkat. Peningkatan tersebut menjadikan jantung harus bekerja lebih keras
dari seharusnya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah
normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran 100-140 mmHg, bila tekanan
darah terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih, maka kondisi tersebut
menjadikan seseorang dapat dikatakan tekanan darahnya tinggi.
Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke, infark miokard (serangan jantung), gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta), penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan peningkatan sedang tekanan darah tinggi terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek, meskipun kenyataannya tidak seperti itu karena banyak orang yang mengidap penyakit darah tinggi ini mempunyai umur yang panjang tentunya dikarenakan pengaruan pola hidup dan pola makan yang sehat.
Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke, infark miokard (serangan jantung), gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta), penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan peningkatan sedang tekanan darah tinggi terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek, meskipun kenyataannya tidak seperti itu karena banyak orang yang mengidap penyakit darah tinggi ini mempunyai umur yang panjang tentunya dikarenakan pengaruan pola hidup dan pola makan yang sehat.
Pada bayi
(neonatus) jarang terjadi, tekanan darah tidak diukur secara rutin pada bayi
baru lahir yang sehat. Hipertensi lebih umum terjadi pada bayi baru lahir
berisiko tinggi. Berbagai faktor, seperti usia gestasi, usia pascakonsepsi, dan
berat badan lahir perlu dipertimbangkan ketika memutuskan apakah tekanan darah
termasuk normal pada neonatus.
Pada orang
dewasa yang berusia 18 tahun atau lebih, hipertensi dinamakan sebagai
pengukuran tekanan darah yang terus menerus melebihi nilai normal yang dapat
diterima, dimana kondisi melebihi 100 s/d 140 mmHg.
Pada orang
tua yang berusia 40 tahun atau lebih, hipertensi sering terjadi karena
merupakan faktor usia juga dapat menimbulkan terjadinya penyakit hipertensi ini. Dikarenakan melemahnya
daya tahan tubuh, serta kompleksitas masalah dan fikiran yang dapat membebani
orang-orang di usia tersebut.
Hipertensi terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
Hipertensi Primer (Esensial)
Hipertensi Primer dimana tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang jelas. Sekitar 90 s/d 95% kasus yang diketahui tergolong hipertensi ini.
Hipertensi Primer dimana tekanan darah tinggi tanpa penyebab medis yang jelas. Sekitar 90 s/d 95% kasus yang diketahui tergolong hipertensi ini.
Hipertensi Sekunder
Hipertensi Sekunder terjadi karena tekanan darah tinggi yang disebabkan
oleh pengaruh yang lain seperti ginjal, arteri, jantung, atau sistem endokrin.
menyebabkan 5 s/d 10% kasus lainnya. Bising perut mungkin mengindikasikan
stenosis arteri renalis (penyempitan arteri yang mengedarkan darah ke ginjal).
Berkurangnya tekanan darah di kaki atau lambatnya atau hilangnya denyut arteri
femoralis mungkin menandakan penyempitan aorta sesaat setelah meninggalkan
jantung (koarktasio aorta). Hipertensi yang sangat bervariasi dengan sakit
kepala, palpitasi, pucat, dan berkeringat harus segera menimbulkan kecurigaan
ke arah darah tinggi ini.
Tanda-tanda dan Gejala
Hipertensi jarang menunjukkan gejala-gejala tertentu dan pengenalannya biasanya melalui skrining, atau saat mencari penanganan medis untuk masalah kesehatan yang tidak berkaitan. Beberapa orang dengan tekanan darah tinggi melaporkan sakit kepala (terutama di bagian belakang kepala di pagi hari), serta pusing, vertigo, tinitus (dengung atau desis di dalam telinga), gangguan penglihatan atau pingsan.
Pada pemeriksaan fisik, hipertensi juga dicurigai ketika terdeteksi adanya retinopati hipertensi pada pemeriksaan fundus optik.
Tekanan darah tinggi tak pandang usia. Dari remaja atau anak-anak hingga orang tua beresiko terkena serangan darah tinggi.
Untuk upaya pencegahan dan menambah informasi, ada baiknya Anda membaca ulasan berikut mengenai apa saja hal yang menyebabkan tekanan darah tinggi.
Jika Anda memiliki keluarga dengan riwayat darah tinggi, kemungkinan besar Anda juga bisa mengidap penyakit yang sama. Jika Anda berasal dari keluarga dengan riwayat serangan darah tinggi, Anda perlu melakukan pemeriksaan berkala.
Faktor selanjutnya yaitu kegemukan atau obesitas. Remaja yang bertubuh lebih gemuk daripada rata-rata teman sebayanya cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Kurang olahraga dan banyak makan menambah beban kerja jantung yang tentu harus bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam waktu lama, jantung dan arteri akan rusak dan mengakibatkan komplikasi lain.
Tekanan darah tinggi juga disebabkan oleh beberapa penyakit dalam tubuh. Ini dikenal dengan istilah tekanan darah tinggi sekunder. Penyakit ginjal, ketidakstabilan aorta, kelainan hormonal, dan arteri yang menyempit dapat menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi.
Keadaan emosi yang tak menentu juga dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi. Untuk itu, usahakan tubuh dalam keadaan santai ketika memeriksakan tekanan darah ke dokter atau tenaga medis lain. Selain hal-hal yang telah disebutkan tadi, masih ada faktor yang menyebabkan kenaikan tekanan darah.
Sleep apnea, suatu kondisi medis yang ditandai dengan mendengkur dan napas yang terputus-putus selama tidur malam juga merupakan faktor pemicu terjadinya tekanan darah tinggi.
Menurut penelitian di Johns Hopkins School of Public Health, orang yang punya kebiasaan mendengkur dan seakan sesak napas pada saat tidur memiliki resiko besar mengalami tekanan darah tinggi.
Obat-obatan tertentu memicu pula tekanan darah tinggi, walaupun sementara. Apabila obat-obatan tersebut diminum di pagi hari, tekanan darah akan meningkat pada pagi hari dan menjelang malam hari.
Misalnya, Corticosteroids, obat yang dipergunakan untuk menangani asma, penyakit autoimun, radang kulit dan alergi parah, dapat meningkatkan tekanan darah. Begitu juga dengan Decongestant.
Penyebab tekanan darah tinggi yang lainnya, jam kerja. Jam kerja seseorang dapat mempengaruhi tekanan darah. Menurut pakar kesehatan Universitas Harvard Frank Scheer, orang-orang yang mengerjakan pekerjaan di luar rutinitas atau kemampuannya menunjukkan terjadinya peningkatan tekanan darah.
Penyebab lain, tumor adrenal. Kelenjar adrenalin memproduksi hormon yang mempengaruhi detak jantung, aliran darah, dan tekanan darah. Apabila ada tumor di kelenjar adrenalin, maka produksi hormon ini pun akan meningkat secara berlebihan.
Anda pecandu rokok dan makanan berkafein? Tekanan darah tinggi juga seringkali disebabkan oleh gaya hidup perokok berat dan konsumen minuman atau makanan berkafein. Kandungan nikotin dalam rokok menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
Tanda-tanda dan Gejala
Hipertensi jarang menunjukkan gejala-gejala tertentu dan pengenalannya biasanya melalui skrining, atau saat mencari penanganan medis untuk masalah kesehatan yang tidak berkaitan. Beberapa orang dengan tekanan darah tinggi melaporkan sakit kepala (terutama di bagian belakang kepala di pagi hari), serta pusing, vertigo, tinitus (dengung atau desis di dalam telinga), gangguan penglihatan atau pingsan.
Pada pemeriksaan fisik, hipertensi juga dicurigai ketika terdeteksi adanya retinopati hipertensi pada pemeriksaan fundus optik.
Tekanan darah tinggi tak pandang usia. Dari remaja atau anak-anak hingga orang tua beresiko terkena serangan darah tinggi.
Untuk upaya pencegahan dan menambah informasi, ada baiknya Anda membaca ulasan berikut mengenai apa saja hal yang menyebabkan tekanan darah tinggi.
Jika Anda memiliki keluarga dengan riwayat darah tinggi, kemungkinan besar Anda juga bisa mengidap penyakit yang sama. Jika Anda berasal dari keluarga dengan riwayat serangan darah tinggi, Anda perlu melakukan pemeriksaan berkala.
Faktor selanjutnya yaitu kegemukan atau obesitas. Remaja yang bertubuh lebih gemuk daripada rata-rata teman sebayanya cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Kurang olahraga dan banyak makan menambah beban kerja jantung yang tentu harus bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam waktu lama, jantung dan arteri akan rusak dan mengakibatkan komplikasi lain.
Tekanan darah tinggi juga disebabkan oleh beberapa penyakit dalam tubuh. Ini dikenal dengan istilah tekanan darah tinggi sekunder. Penyakit ginjal, ketidakstabilan aorta, kelainan hormonal, dan arteri yang menyempit dapat menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi.
Keadaan emosi yang tak menentu juga dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi. Untuk itu, usahakan tubuh dalam keadaan santai ketika memeriksakan tekanan darah ke dokter atau tenaga medis lain. Selain hal-hal yang telah disebutkan tadi, masih ada faktor yang menyebabkan kenaikan tekanan darah.
Sleep apnea, suatu kondisi medis yang ditandai dengan mendengkur dan napas yang terputus-putus selama tidur malam juga merupakan faktor pemicu terjadinya tekanan darah tinggi.
Menurut penelitian di Johns Hopkins School of Public Health, orang yang punya kebiasaan mendengkur dan seakan sesak napas pada saat tidur memiliki resiko besar mengalami tekanan darah tinggi.
Obat-obatan tertentu memicu pula tekanan darah tinggi, walaupun sementara. Apabila obat-obatan tersebut diminum di pagi hari, tekanan darah akan meningkat pada pagi hari dan menjelang malam hari.
Misalnya, Corticosteroids, obat yang dipergunakan untuk menangani asma, penyakit autoimun, radang kulit dan alergi parah, dapat meningkatkan tekanan darah. Begitu juga dengan Decongestant.
Penyebab tekanan darah tinggi yang lainnya, jam kerja. Jam kerja seseorang dapat mempengaruhi tekanan darah. Menurut pakar kesehatan Universitas Harvard Frank Scheer, orang-orang yang mengerjakan pekerjaan di luar rutinitas atau kemampuannya menunjukkan terjadinya peningkatan tekanan darah.
Penyebab lain, tumor adrenal. Kelenjar adrenalin memproduksi hormon yang mempengaruhi detak jantung, aliran darah, dan tekanan darah. Apabila ada tumor di kelenjar adrenalin, maka produksi hormon ini pun akan meningkat secara berlebihan.
Anda pecandu rokok dan makanan berkafein? Tekanan darah tinggi juga seringkali disebabkan oleh gaya hidup perokok berat dan konsumen minuman atau makanan berkafein. Kandungan nikotin dalam rokok menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
Pembuluh darah yang menyempit memaksa jantung
bekerja lebih keras memompa darah. Minum kopi juga dapat meningkatkan tekanan
darah. Jika orang tersebut sudah memiliki takanan darah tinggi, resikonya
justru bertambah besar. Tekanan darah tinggi yang tak terkendali pada akhirnya
dapat mengakibatkan stroke, serangan jantung, penyakit ginjal, serta penyakit
berbahaya lainnya.
0 komentar:
Post a Comment
Untuk Posting Komentar